Dua Metode Tes Pendengaran Pada Bayi, Kapan Sebaiknya Dilakukan?

Dua Metode Tes Pendengaran Pada Bayi, Kapan Sebaiknya Dilakukan?

Bagikan :


Tahukah Anda bahwa sekitar 1 hingga 2 dari setiap 1.000 bayi baru lahir mengalami gangguan pendengaran yang signifikan?

Apabila gangguan ini tidak diketahui sejak dini, maka gangguan akan semakin berkembang, mempersulit tumbuh kembang bayi, dan mendatangkan banyak masalah di kemudian hari.

Namun, ibu tak perlu terlalu khawatir, karena dengan deteksi dini, gangguan pendengaran pada bayi baru lahir dapat diobati. Deteksi tersebut bisa dilakukan melalui tes pendengaran yang biasanya dilakukan sebelum ibu dan bayi pulang dari rumah sakit.

Tes pendengaran adalah langkah tepat untuk membantu memahami apakah bayi mengalami gangguan pendengaran. Tanpa pemeriksaan dini, akan sulit untuk mengetahui apakah ada perubahan pendengaran pada bulan-bulan dan tahun pertama kehidupan bayi.

Dilansir Healthy Children, bayi mungkin bisa merespon kebisingan atau terkejut dengan memutar kepala ke arah suara, namun bukan berarti bayi bisa mendengar semua suara di sekitar mereka. Bayi yang tuli atau sulit mendengar, mungkin mendengar beberapa suara, namun ia kesulitan mendengar dan memahami bahasa lisan yang Anda ucapkan.

Metode tes pendengaran bayi

Dilansir Pregnancy Birth Baby, ada dua metode utama tes pendengaran yang bisa dilakukan pada bayi baru lahir, antara lain:

ABR (Auditory Brainstem Response)

Tes ini dilakukan dengan menempelkan beberapa bantalan alat uji ke dahi bayi, belakang leher, dan belakang bayi. Earphone kecil kemudian diletakkan di atas telinga bayi. Earphone tersebut akan membuat suara klik lembut dan kabel akan mengukur respon dari telinga bayi.

OAE (Otoacoustic Emissions)

Tes ini dilakukan dengan menempatkan lubang suara kecil di bagian luar telinga bayi, yang akan mengirimkan suara klik ke telinga. Ketika telinga menerima suara, koklea (bagian dalam telinga) biasanya akan menghasilkan gema yang dapat dicatat oleh alat tersebut.

Dua metode tes tersebut tidak akan membutuhkan waktu yang lama dan tidak menyakiti bayi. Umumnya tes dilakukan saat bayi sedang tidur, atau bayi dalam kondisi tenang. Hasil tes akan segera diberikan dalam waktu yang singkat.

Beberapa bayi mungkin akan membutuhkan beberapa tes ulangan karena adanya noise atau gangguan selama tes dilakukan, misalnya:

  • Adanya cairan atau benda asing yang masuk ke saluran telinga sehingga mempengaruhi hasil tes
  • Adanya cairan di tengah telinga
  • Area tes terlalu bising atau bayi terlalu pulas

Apabila hasil tes menunjukkan adanya gangguan pendengaran pada salah satu telinga bayi, maka biasanya tes akan diulang saat bayi berusia 2-3 bulan. Namun bila tes menunjukkan kedua telinga mengalami gangguan pendengaran, maka Anda bisa melakukan konsultasi dengan dokter anak Anda untuk mengambil langkah pengobatan dan perawatan sejak dini.

Kapan tes dilakukan?

Tes pendengaran pada bayi baru lahir bisa dilakukan dalam beberapa minggu pertama usia kehidupannya. Tes bisa dilakukan sejak usianya 12 jam, atau ketika hendak meninggalkan rumah sakit.

Tes dapat dilakukan oleh perawatan, bidan, departemen audiologi, dan dokter anak.

 

Bayi yang tuli membutuhkan dukungan, perawatan, dan layanan intervensi dini yang tepat untuk mendorong perkembangan tubuh yang sehat. Jika status pendengaran tidak diidentifikasi sejak dini, maka seiring pertumbuhannya ia akan mengalami kesulitan berkomunikasi dan kemampuan bahasa yang rendah. Dalam jangka panjang, gangguan pendengaran dapat berdampak pada prestasi akademik dan perkembangan sosial emosional anak.

Writer : Agatha Writer
Editor :
  • dr Ayu Munawaroh, MKK
Last Updated : Sabtu, 15 April 2023 | 07:25

Healthy Children (2018). Newborn Hearing Screening FAQs. Available from: https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/baby/Pages/Purpose-of-Newborn-Hearing-Screening.aspx

Pregnancy Birth & Baby (2020). Newborn hearing test. Available from: https://www.pregnancybirthbaby.org.au/newborn-hearing-test